Novel Unforgiven hero

Posted by Unknown Wednesday, April 10, 2013 0 comments
Selamat sore menjelang pagi ini sahabat cimotivator, hehe rada ngelantur. Sabahat pecinta novel? atau sahabat senang dengan cerita-cerita tentang kehidupan remaja kisah cinta, hingga  kisah hidup pribadi mereka. Nha, jika pada artikel-artikel sebelumnya saya sempat mempublikasikan beberapa artikel tentang cerita cinta remaja dan kebanyakan beralur sedih pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan post sebuah novel yang berjudul unforgiven hero karya santy agatha yang mana beliau adalah novelis asal bandung jawa barat.

Sesuai novel-novel kebanyakan rata-rata sangat panjang untuk itu saya membaginya dalam beberapa postingan-postingan yang berkelanjutan, nanti akan saya berikan pula tanda halam sebelumnya mana dan halaman berikutnya yang mana.

Saya telah mendapat ijin buat menshare novel tersebut dari staf SANTY AGATHA karena tujuan saya tidak lain hanya sebagai sumber bacaan yang bermanfaat. Sekilas membaca novel ini memang menurut saya patut di baca. Oh iya, ada BB+ nya sedikit jadi di mohon bagi sahabat pembaca yang masih di bawah 17 tahun untuk tidak membaca artikel tersebut. Langsung saja berikut  bab pertamanya.

JUDUL    : UNFORGIVEN HERO
By            : SHANTY AGATHA
Fanpage : https://www.facebook.com/pages/Santhy-Agatha/498868210157756

______________________________________________

BAB 1.


"Kamu sangat menyedihkan", Victoria menoleh ke laki-laki di sebelahnya, yang kebetulan kakaknya. "Bukan urusanmu." Victoria mendengus lalu menyesap minuman kalengnya dan meletakkannya di dasbor mobil. "Sampai kapan kamu mau begini terus? sampai dia menjadi nenek-nenek dan tetap tidak menyadari keberadaanmu?" "Sttt." Rafael bahkan tidak menoleh ke wajah adiknya yang duduk di sebelahnya, tatapannya lurus ke depan, ke pintu keluar sebuah gerbang kampus. Tak lama sosok yang dicarinya itu keluar, dengan senyum manis yang sudah di hapalnya, sedang bercanda bersama teman-temannya. "Dia tersenyum." gumam Rafael lega.

"Tentu saja dia tersenyum, dia berhasil lulus dengan predikat cum laude", tukas Victoria dengan gusar, "Dan itu karena siapa coba?" "Aku tidak mau membahasnya...." "Karena kamu! Semua karena perjuanganmu." Victoria tidak mempedulikan peringatan kakaknya dan terus melanjutkan. "Dan sekarang kamu bahkan tidak bisa memberi selamat kepadanya, malah mengintip dari jauh seperti ini. Benar-benar menyedihkan!" Rafael terus menatap sosok itu sampai menjauh, menghilang di dalam angkutan umum yang dikendarainya. “Dia bahkan masih naik angkutan umum, Aku harus mengusahakan kendaraan untuknya. Supaya dia tidak perlu capek berpanas-panasan naik angkutan umum lagi." Perkataan itu semakin membuat Victoria gusar karena kakaknya itu tidak memperhatikan kata-katanya.

"Kamu menyedihkan, sampai kapan kamu menghukum diri sendiri seperti ini?" Sepi. Tampaknya Rafael mengganggap pertanyaan Victoria itu tidak perlu dijawab. Dua kakak beradik itu terdiam di dalam mobil mewah yang sengaja di parkir agak jauh dari kampus, agar tidak mencolok. Rafael sibuk dengan pikirannya sendiri, pikirannya melayang ke masa sepuluh tahun lalu, saat usianya masih 18 tahun. Kaya, tampan, punya kuasa, dan tidak tahu tentang rasa tanggung jawab........ ***

10 tahun yang lalu,,,,,,,, "Ini mobil hadiah ulang tahunku, baru ada dua di negara ini.“ gumam Rafael bangga pada teman-temannya waktu itu. Semua temannya mengagumi mobil sport warna merah yang diparkir Rafael di lapangan itu. "Gila Raf, mobil ini enak sekali dibawa ngebut!", seru salah satu temannya.

"Tentu saja, namanya juga mobil sport." "C'mon Let's try." seru salah seorang temannya yang lain. Rafael tertawa bangga dengan kesombongan masa mudanya waktu itu. Malam itu mereka mabuk-mabukkan dan berpesta pora. Dan malam itu pula Rafael belajar bahwa kesenangan sesaat kadangkala bisa merenggut nyawa orang yang tidak bersalah. Mobil yang dia kendarai dalam keadaan mabuk, menabrak sebuah taksi yang berjalan pelan di jalur berlawanan. Pengemudi taksi itu, lelaki tua yang tidak tahu apa-apa, tewas seketika. Tentu saja semua permasalahan dapat dibereskan dengan cepat. Ayah Rafael adalah pengusaha yang sangat berpengaruh karena harta dan kekuasaannya yang melimpah. Tidak ada yang mempermasalahkan kenapa Rafael mengendarai

kendaraannya dalam kondisi mabuk berat, uang jaminan sudah disiapkan. Rafael sendiri waktu itu lebih mencemaskan keadaannya daripada memikirkan supir taksi tua yang tewas itu. Toh supir taksi itu lebih beruntung langsung tewas, tidak merasakan sakit seperti dirinya. Limpanya terbentur keras, bengkak, sehingga memerlukan perawatan dan pengobatan khusus, dan rasa sakitnya sungguh tidak terkira. Bahkan Rafael sempat menyalahkan supir taksi yang menurutnya kurang ajar. Kenapa bisa ada di jalan yang berlawanan dengan dirinya sehingga membuatnya tertabrak. Semua permasalahan dibereskan dengan cepat oleh ayahnya. Rafael langsung di kirim ke Singapura untuk menjalani pengobatan. Sampai 6 bulan kemudian setelah kecelakaan itu, dia pulang ke Indonesia. Mamanya, seorang perempuan Spanyol yang sudah tinggal di negara ini sejak menikah dengan Ayah Rafael, mengingatkannya, "Kau tidak pernah ingin tahu tentang mereka?" tanya mamanya waktu itu.

Rafael yang saat itu merasa bosan karena masih harus beristirahat di rumah dan tidak bisa keluar rumah menatap mamanya dengan marah, 'Buat apa ma?, Bukankah papa sudah memberikan tunjangan yang sepadan buat mereka? Mungkin malahan lebih banyak dari yang bisa dihasilkan supir taksi itu ketika dia hidup". Kesombongan membuat suaranya terdengar keras. Sang mama menggelengkan kepalanya," Supir taksi itu memiliki isteri yang berduka dan seorang anak yang masih membutuhkan biaya sekolah. Apakah kamu tidak menyesal atas kehilangan yang dialami anak kecil itu, Rafael?" Rafael merasa terganggu mendengar ucapan mamanya, "Sebenarnya apa yang mama inginkan dari Rafael?" "Mama hanya ingin merasa sedikit lega, mama ingin kamu kesana dan meminta maaf langsung. Bahkan selama ini hanya pegawai papa yang

datang kesana dan mengurus semuanya." Rafael mencibir, "Mereka itu keluarga miskin, kalau Rafael datang kesana dan menunjukkan penyesalan, mungkin mereka akan meminta tambahan tunjangan lagi." "Kalau begitu beri saja. Kau sudah mengambil nyawa seorang ayah Rafael. Berapapun harta yang kau berikan, itu tak akan tergantikan." Dan datanglah Rafael keesokan harinya, dengan diantarkan sopir dalam mobil mewah. Tentu saja tak lupa membawa buket bunga di tangannya. Ternyata mobil tidak bisa masuk ke kompleks itu, Rafael masih harus berjalan melewati gang sempit dan rumah-rumah tak terurus dengan bau yang mengganggu indra penciumannya. Dengan jijik dipandanginya lumpur di sepatu mahalnya, dia akan membuang sepatu ini, putusnya jengkel. Rumah itu sederhana, terletak di ujung gang, tetapi tampak paling bersih di antara semua rumah yang berdesak-desakan di sana.

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijak,karen saran dari temen sangat bermanfaat buat kemajuan blog ini.
Note : Komentar di moderasi, jadi komentar yang bijak dan bermanfaatlah yang akan di tayangkan.

Recent Coments

Tentang Saya

Nama Saya Heka Ardian, Dari KEDIRI jawa timur yang masih Gaptek. Tujuan membuat blog ini tak lain hanyalah untuk sekedar sharing dan memberikan Informasi yang semoga bisa bermanfaat Bagi pembaca setia Blog Ini. Ingin share atau berbagi cerita kalian? Saya selaku admin sangat senang menerima itu, nama dan identitas sobat akan saya cantumkan di akhir artikel, Mau silaturahmi sama saya? Klik facebook ini. Blog Lain Ophoo