Novel Unforgiven Hero 1

Posted by Unknown Wednesday, April 10, 2013 1 comments

<< = Sebelumnya

Kelihatannya seseorang berusaha meletakkan pot-pot mungil berisi bunga mawar untuk menutupi pagar jelek yang menyedihkan di depan rumah itu. Ketika Rafael mengucapkan permisi didepan pintu, seorang gadis remaja, mungkin usianya beberapa tahun di bawahnya muncul di ruang tamu dan menatapnya curiga. Gadis itu cantik, itu yang Rafael pikirkan pertama kali melihatnya.

Cantik, dengan tatapan mata yang cerdas, dan meskipun hanya berpakaian sederhana, tetap saja tidak bisa menahan keterpesonaan Rafael. "Siapa?" tanya gadis itu hati-hati. Rafael memasang senyumnya yang paling mempesona, selama ini banyak perempuan yang mengejarnya. Dia tidak pernah meragukan pesonanya. "Saya Rafael Alexander, maaf saya baru bisa kemari. Saya baru pulang dari Singapura setelah menjalani perawatan medis karena luka setelah kecelakaan itu."

Setelah kalimat itu, Rafael bahkan tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi. Yang bisa diingatnya adalah jeritan histeris penuh kemarahan sang gadis, tetangga-tetangga yang berdatangan untuk memisahkan mereka karena sang gadis tiba-tiba menyerangnya dengan tamparan bertubi-tubi. Bunga-bunga berserakan dihancurkan, dan ancaman penuh kebencian keluar dari gadis kecil itu.

"Jangan pernah kau menampakkan wajahmu di muka kami!, Kau manusia hina yang bersembunyi di balik kekuasaan ayahmu, manusia pengecut, tidak bertanggung jawab!! Kau pikir nyawa manusia bisa diganti semudah itu dengan uang? Kami memang miskin, tapi kami punya harga diri!! Jadi sebelum kau bisa menunjukkan kalau kau punya harga diri, jangan berani-berani menunjukkan mukamu di depan kami!!!" Hari itu, Rafael diberitahu oleh seorang tetangga, sang ibu yang jatuh sakit karena tak kuat menahan kepedihan, meninggal semalam dalam kondisi sakit parah, menyusul ayahnya.

Hari itu, Rafael menyadari, bahwa perbuatannya telah menghancurkan hidup sebuah keluarga. "Mereka sama sekali tidak mau menerima uang tunjangan dari keluarga ini, itulah yang mengganjal di hati mama." sang mama menatap Rafael sedih. "Gadis itu membenciku Ma, baru kali ini aku menerima tatapan kebencian seperti itu." Rafael masih terpekur shock dengan kejadian yang baru di alaminya. Sang mama hanya menatapnya sedih, "Gadis itu kehilangan ayahnya dengan tragis, dan ibunya pula, apalagi yang bisa dilakukannya selain menumpahkan kebencian kepadamu, penyebab semua ini?" "Dia sebatang kara, dan dia tidak mau menerima bantuan dari kita, lalu Rafael harus berbuat apa,Ma?" Mamanya menatap Rafael dengan kebijaksanaan yang diperolehnya

dari pengalaman hidupnya bertahun-tahun, "Mungkin kau harus memulainya dari dirimu sendiri dulu Rafael..." ***

"Mau sampai kapan kita parkir disini? gadis itu sudah pergi sejak tadi," suara Victoria memecahkan keheningan, hampir membuat Rafael berjingkat karena kaget. "Melamun lagi ya? Akhir-akhir ini kebiasaanmu melamun semakin parah." Rafael menarik napas lalu memundurkan mobilnya keluar dari parkiran, "Thank's sudah menemaniku menunggu dia," Victoria menatap kakaknya seksama, lalu tatapannya berubah penuh sayang. Kejadian kecelakaan itu sudah lama, tetapi kakaknya menanggung beban rasa berdosa itu di pundaknya tanpa henti. Hingga seolah-olah Rafael sudah lupa bagaimana caranya tersenyum. "Aku sayang padamu kak, aku tidak tahan kalo kamu terus-terusan

dalam kondisi seperti ini." Rafael terdiam, tidak menanggapi. "Dia sudah lulus kuliah, nilainya bagus, dia pasti akan diterima di perusahaan yang juga telah susah payah kamu siapkan untuknya." Victoria menatap Rafael penuh arti, lalu mendesah ketika Rafael tidak mengatakan apa-apa, "Bukankah ini waktunya kamu berhenti?" "Berhenti apa?" "Berhenti memikul tanggung jawab ini seolah-olah kamu tidak akan pernah termaafkan.

" Cengkeraman Rafael di roda kemudi semakin erat, "Aku memang tidak akan pernah termaafkan." "Kejadian itu sudah lama berlalu, gadis itu bahkan mungkin sudah kehilangan kesedihannya dan menjalani hidup dengan bahagia...." Rafael mengernyit menggelengkan kepala, membantah apapun yang berusaha diucapkan oleh adiknya. "Tidak. Aku yang merenggut semua kebahagiaannya. Sebelum semua bisa aku kembalikan kepadanya dalam kondisi utuh, aku tidak akan berhenti."
Comments
1 Comments

1 comments:

judi bola said...

novel-nya sangat bagus dari segi alur ceritanya ...

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijak,karen saran dari temen sangat bermanfaat buat kemajuan blog ini.
Note : Komentar di moderasi, jadi komentar yang bijak dan bermanfaatlah yang akan di tayangkan.

Recent Coments

Tentang Saya

Nama Saya Heka Ardian, Dari KEDIRI jawa timur yang masih Gaptek. Tujuan membuat blog ini tak lain hanyalah untuk sekedar sharing dan memberikan Informasi yang semoga bisa bermanfaat Bagi pembaca setia Blog Ini. Ingin share atau berbagi cerita kalian? Saya selaku admin sangat senang menerima itu, nama dan identitas sobat akan saya cantumkan di akhir artikel, Mau silaturahmi sama saya? Klik facebook ini. Blog Lain Ophoo